BINJAI | Ratusan petani yang tergabung di dalam Kelompok Tani Mekar Jaya merasa nyawanya terancam. Pasalnya, setiap hendak menggarap lahan pertanian mereka di eks HGU PTPN, kelompok preman yang dipersenjatai senjata tajam maupun senjata api rakitan selalu mengacam keselamatan mereka.
Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Zaini Sembiring, kepada Waspada Online mengatakan bahwa mereka bertani di lahan tersebut hanya untuk menyambung hidup hari demi hari, bukan untuk mencari kekayaan. Dikatakan, lahan milik Kelompok Tani Mekar Jaya dirusak oleh segerombolan pria tidak diketahui afiliasinya.
"Bahkan ada petani yang luka akibat terkena senjata tajam dan ditembak mereka. Peristiwa ini sudah kita laporkan ke Polres Binjai setahun yang lalu dan sampai sekarang jalan di tempat kasusnya," ungkapnya, Senin (18/9).
Zaini Sembiring mengaku heran dengan sikap Polres Binjai. Sebab, 33 laporan yang disampaikan setahun lalu seperti penganiayaan, pengrusakan lahan pertanian dan pengancaman sampai sekarang jalan di tempat.
"Gak ada hak polisi mempertanyakan alas hak lahan yang dikelola Kelompok Tani Mekar Jaya. Proses saja laporan yang petani sampaikan setahun lalu. Karena gak ada respon. Makanya kami, Jumat (19/5) lalu, ramai-ramai datang unjuk rasa ke Polda Sumatera Utara. Supaya apa, supaya Kapoldasu mencopot Kapolres Binjai," ungkapnya.
Zaini kembali menjelaskan, satu orang anggota Kelompok Tani Mekar Jaya saat ini ditahan pihak Polres Binjai. Padahal, petani yang ditahan dan lainnya hanya mempertahankan lahan mereka yang sudah digarap selama 15 tahun.
Dalam kesempatan yang sama, dua orang emak-emak Kelompok Tani Mekar Jaya yang enggan namanya disebut, dengan mata berkaca-kaca meminta Presiden Jokowi memberikan perlindungan kepada ratusan Kelompok Tani Mekar Jaya. Menurut mereka, hanya presiden lah yang mampu menyelesaikan persoalan ini dengan menekan jajaran di bawahnya.
"Sudah 15 tahun kami menanam di lahan kami, menanam jagung, ubi, semangka dan lain-lain. Selama ini lahan kami dirusak, dicuri, gubuk-gubuk kami dibakar, posko kami dibakar. Bapak Presiden Jokowi, kami sudah melapor ke Polres Binjai tapi gak ditanggapi. Gak diterima laporan kami. Jadi kemana lagi kami melapor bapak," ucap satu di antaranya.