MEDAN | Dalam upaya memperkuat solidaritas sosial serta mengimplementasikan nilai-nilai luhur Tridharma Perguruan Tinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) – Kerakyatan Sumatera Utara melaksanakan kegiatan sosial berupa penyaluran 600 paket bahan pokok kepada masyarakat di berbagai wilayah Kota Medan dan sekitarnya.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda besar bertajuk “Selamatkan Inflasi untuk Masyarakat Sejahtera”, yang menjadi bentuk konkret kepedulian mahasiswa terhadap tekanan ekonomi yang saat ini tengah dirasakan masyarakat akibat kenaikan harga bahan pokok dan ketimpangan daya beli di berbagai daerah.
Gerakan Kolektif Mahasiswa untuk Rakyat
Koordinator Daerah BEM SI Kerakyatan Sumatera Utara, Ilham Syah Putra, menyampaikan bahwa dari total 600 paket bahan pokok yang disiapkan, sebanyak 250 paket tahap pertama telah didistribusikan langsung kepada masyarakat pada Rabu, 5 November 2025. Penyaluran dilakukan dengan melibatkan berbagai perwakilan BEM dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan.
“Penyaluran ini kami lakukan secara gotong royong bersama rekan-rekan mahasiswa lintas kampus. Ada semangat kolektivitas dan empati yang tumbuh ketika mahasiswa turun langsung ke lapangan. Ini bukan kegiatan simbolik, melainkan gerakan nyata bahwa mahasiswa harus hadir di tengah rakyat,” ujar Ilham dalam keterangannya kepada media. Rabu (5/11/2025).
Sementara itu, Zhafran, Presiden Mahasiswa Akademi Teknik Indonesia Cut Meutia, menegaskan bahwa kegiatan tersebut menjadi pembelajaran sosial yang mendalam bagi mahasiswa.
“Kegiatan ini merupakan refleksi nyata dari kepedulian sosial mahasiswa terhadap masyarakat. Di tengah banyak pihak sibuk berdebat soal kebijakan, kami memilih untuk bertindak langsung agar kehadiran mahasiswa benar-benar dirasakan rakyat kecil,” tutur Zhafran.
Implementasi Nilai Tridharma Perguruan Tinggi
Dalam penjelasannya, Ilham menegaskan bahwa kegiatan sosial ini merupakan manifestasi nyata dari Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, mahasiswa tidak seharusnya hanya terjebak dalam ruang akademik dan wacana intelektual, melainkan harus membawa nilai-nilai pengetahuan itu untuk menjawab persoalan sosial yang ada di sekitarnya.
“Tridharma bukan hanya slogan. Ia adalah tanggung jawab moral dan intelektual yang menuntut kita untuk mengabdi kepada masyarakat. Sebagai kaum terdidik, kita lahir dari rakyat dan karenanya wajib kembali berbuat untuk rakyat,” tegas Ilham.
Lebih lanjut, BEM SI Kerakyatan Sumatera Utara berkomitmen menjadikan kegiatan serupa sebagai program berkelanjutan. Setelah penyaluran sembako, direncanakan pula serangkaian kegiatan sosial dan edukatif lainnya seperti diskusi publik, pelatihan kewirausahaan, turnamen persahabatan antar-BEM, serta advokasi sosial bagi masyarakat muda.
“Kami ingin menunjukkan bahwa BEM SI bukan hanya hadir dalam momentum politik, tetapi juga dalam gerakan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Karena masa depan bangsa ditentukan oleh sejauh mana generasi mudanya peka terhadap realitas sosial,” tambah Lidya wati mahasiswa farmasi UTND
Dan di tambah Dalam wawancaranya, Ilham juga menyoroti permasalahan sosial yang masih membayangi Kota Medan, terutama persoalan anak jalanan dan ketimpangan akses pendidikan. Ia menilai bahwa isu tersebut belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah.
“Kita masih menyaksikan banyak anak-anak hidup di jalanan tanpa kesempatan menikmati pendidikan. Mereka adalah potensi masa depan bangsa yang terabaikan. Pemerintah dan kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menyelamatkan mereka,” ungkapnya dengan nada tegas.
BEM SI Kerakyatan Sumatera Utara, lanjut Ilham, akan melakukan kajian sosial dan advokasi kebijakan publik guna mendorong pemerintah daerah mengambil langkah konkret terhadap persoalan tersebut.
“Tidak boleh ada satu pun anak bangsa yang kehilangan masa depannya karena kemiskinan. Kami akan memastikan isu anak jalanan dan hak pendidikan ini menjadi prioritas perjuangan kami ke depan,” tambahnya.
Pendidikan Sosial dan Pembentukan Karakter Mahasiswa
Salah satu peserta kegiatan, Lidya Wati, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien Medan, menilai kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai aksi sosial, tetapi juga sebagai pembelajaran karakter bagi mahasiswa.
“Kita tidak boleh hanya pandai berbicara di ruang seminar, tetapi harus berani hadir dan berbuat di tengah masyarakat. Dari sanalah kita belajar makna perjuangan yang sesungguhnya,” ujar Lidya menutup pernyataannya.
Gerakan Mahasiswa sebagai Penjaga Nurani Bangsa
Melalui kegiatan ini, BEM SI Kerakyatan Sumatera Utara menegaskan kembali bahwa mahasiswa bukan sekadar agen perubahan, melainkan juga penjaga nurani bangsa. Di tengah kemerosotan moral dan meningkatnya sikap individualistik di masyarakat, semangat kolektif mahasiswa menjadi peneguh bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil — dari kampus menuju rakyat.
“Kami bukan hanya belajar untuk masa depan kami sendiri,” tutup Ilham dengan penuh keyakinan. “Kami belajar untuk masa depan bangsa ini.”(Sigit)



