Gubernur Sumut Harus Tingkatkan Pertanian dan Kemandirian Pangan

Sebarkan:
Anggota DPRD Sumut Sugianto Makmur
MEDAN - Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi, mengundang seluruh anggota DPRD Sumut yang baru saja dilantik dalam acara silaturahmi dan makan malam bersama, Jumat (20/9/2019) kemarin.

Dalam pertemuan tersebut, Edy Rahmayadi bercerita tentang kemajuan Tiongkok di bidang militer yang melampaui Amerika, yang juga perlahan tapi pasti menguasai ekonomi dunia.

Edy juga menyampaikan rencananya untuk membangun infrastruktur jalan guna mengurai kemacetan dan sport center.

Menanggapi pernyataan tersebut, anggota DPRD Sumut Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Sugianto Makmur menyebutkan hal itu semua penting. Tapi, menurutnya yang tidak kalah pentingnya, adalah memastikan makanan kita cukup.

"Kita tidak akan mungkin mengejar ketinggalan di bidang militer. Sudah terlambat puluhan tahun! Lebih baik, selain infrastruktur jalan dan fasilitas publik, Gubernur juga memikirkan untuk memajukan pertanian dan mengambil bagian dalam mencapai kemandirian pangan nasional," ujarnya kepada Metro Online, Minggu (22/9/2019).

Mencapai kemandirian pangan nasional itu, kata Sugianto susah-susah gampang. Pertama, pembangunan infrastruktur, pengetahuan pertanian, mekanisasi pertanian, benih dan bibit unggul serta pembukaan lahan pertanian berkelanjutan. Ini untuk optimalisasi lahan yang sudah ada.

Kedua, lanjut Sugianto, bahan pangan yang dimakan nenek moyang kita, yang sempat kita hindari tetapi baru kita sadari belakangan ini, ternyata lebih baik dan lebih sehat untuk tubuh kita.

"Apakah itu? Sorgum, umbi-umbian, jagung dan sagu adalah makanan yang sehat. Nasi disebut penyebab utama diabetes. Ada 4 kali lipat lahan yang bisa ditanami sagu dibandingkan dengan padi. Ada banyak lahan kering yang bisa ditanami sorgum. Ada banyak lahan di pegunungan yang bisa ditanami umbi-umbian. Begitu juga jagung yang praktis bisa ditanami di mana saja. Ada juga lahan-lahan rawa yang bisa ditanami keladi. Ini untuk mengurangi beban pada padi," kata Sugianto.

"Semua orang makan nasi, padahal lahan sawah kita terbatas. Panen raya terus menerus berhasil pun, saya tidak yakin beras kita cukup. Penduduk kita sudah hampir 300juta," lanjut anggota DPRD Sumut yang menang dari Dapil 12 (Binjai-Langkat) ini.

Sugianto juga meminta untuk menghentikan penambahan kebun sawit. Sawit yang telah perlu direplanting, harus ditanami tumbuhan lain karena tidak lagi menguntungkan secara ekonomi dibanding tanaman lain.

Ekspansi besar-besaran sawit, menurutnya, sudah menyebabkan bencana perubahan ekosistem yang luar biasa.

"Banyak lahan tidur. Contohnya, di Taput, ada 60.000 hektar lahan tidur. Sebagian milik negara, sebagian lahan adat. Kalau ditanami jagung, bisa menghasilkan jagung sebanyak 1,2 juta ton per tahun. Itu hanya di Taput, belum kabupaten lain. Tidak perlu buat irigasi, tidak perlu buat apa-apa. Hanya perlu membangkitkan nasionalisme saudara-saudara suku Batak untuk merelakan tanah mereka ditanami tanpa menghilangkan hak adat mereka. Supaya satu masalah negara bisa diatasi. Kalau dikerjakan terus menerus, konsisten, kita pasti akan mencapai kemandirian pangan," pungkasnya. (mol)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini