MEDAN | Ketua BEM SI Kerakyatan Wilayah Sumatera Utara, Ilham Syahputra, menyuarakan keprihatinan mendalam terkait berkembangnya dugaan praktik korupsi dalam proyek pengadaan smartboard di dua daerah di Sumatra Utara.
Ia menilai rangkaian penggeledahan yang dilakukan aparat penegak hukum menimbulkan pertanyaan besar di tengah publik, terutama terkait potensi keterlibatan dua pejabat tinggi yang memiliki hubungan kekerabatan.
Sorotan Dugaan Keterlibatan Faisal Hasrimy
Nama mantan Pj Bupati Langkat yang kini menjabat Kadis Kesehatan Sumut, Faisal Hasrimy, kembali mencuat ke permukaan. Ia dikaitkan dengan dugaan korupsi dalam proyek pengadaan smartboard di Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat Tahun 2024.
Proyek bernilai hampir Rp50 miliar itu terdiri dari:
1.Pengadaan smartboard untuk SD: Rp31,9 miliar
2.Pengadaan smartboard untuk SMP: Rp17,9 miliar
Ilham menilai skala proyek yang besar, ditambah sejumlah temuan dalam penggeledahan pihak Kejaksaan, mengindikasikan adanya potensi penyimpangan.
“Publik berhak mengetahui sejauh mana dugaan keterlibatan pihak-pihak yang saat itu berada pada posisi strategis. Kami meminta Kejati Sumut transparan membuka hasil temuan, minta dua pejabat kakak beradik untuk di periksa” tegas Ilham. Kamis (20/11/2025).
Hingga kini belum ada penetapan tersangka, sehingga publik menunggu kepastian dan penjelasan yang lebih terbuka dari Kejati Sumut.
Dugaan Keterlibatan Moettaqien Hasrimi
Dugaan korupsi serupa juga mengemuka di Kota Tebing Tinggi. Proyek pengadaan smartboard tahun anggaran 2024 yang menelan biaya sekitar Rp14 miliar kini tengah dalam penyelidikan Kejati Sumut.
Pada periode itu, jabatan Pj Wali Kota Tebing Tinggi dipegang oleh Moettaqien Hasrimi, yang kini menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara Dugaan keterlibatan Moettaqien menguat setelah beredarnya surat bertanggal 31 Januari 2025, yang diduga ditandatanganinya, berisi instruksi pergeseran anggaran untuk pembayaran proyek smartboard meskipun kondisi keuangan daerah saat itu mengalami defisit.
Ilham menilai langkah tersebut janggal dan perlu ditelusuri lebih jauh oleh aparat hukum.
“Instruksi pergeseran anggaran ketika daerah defisit tentu menimbulkan tanda tanya. Kami mendesak pemeriksaan terhadap Moettaqien bila memang ada indikasi keterlibatan,” ujar Ilham.
Dua Kasus, Dua Pejabat, Satu Sorotan Publik
Publik semakin mempertanyakan lambatnya penetapan tersangka dalam dua kasus yang berada di bawah sorotan Kejati Sumut ini. Rangkaian penggeledahan bahkan telah dilakukan hingga ke Jakarta, namun belum ada perkembangan signifikan yang disampaikan ke masyarakat.
Ilham menilai kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang dilindungi, terlebih karena kedua pejabat tersebut memiliki hubungan kekerabatan.
“Kami tidak ingin ada kesan tebang pilih. Siapapun yang terlibat harus diproses, apalagi jika mereka adalah pejabat publik,” tegas Ilham.
Tuntutan Resmi BEM SI Kerakyatan Sumut
Melalui pengaduan resmi (Dumas) kepada BNP Kerakyatan, BEM SI Kerakyatan Sumut menyampaikan beberapa tuntutan:
Meminta Kejati Sumut merilis secara terbuka seluruh hasil temuan, termasuk dari penggeledahan di Jakarta.
Mendesak penetapan tersangka bila bukti dugaan korupsi telah memenuhi unsur hukum.
Meminta pemeriksaan terhadap Faisal Hasrimi dan Moettaqien Hasrimi, apabila terdapat indikasi keterlibatan dalam dua proyek smartboard tersebut.
Menuntut transparansi penuh demi menjaga integritas penegakan hukum di Sumut dan mencegah adanya dugaan perlindungan terhadap pejabat tertentu.
Mengawal proses hingga tuntas agar praktik korupsi dalam pengadaan pendidikan tidak terus merugikan masyarakat.
Ilham Syahputra menegaskan bahwa BEM SI Kerakyatan Sumut tidak bermaksud menghakimi siapapun, namun mendorong penegakan hukum yang adil dan transparan. Ia mengingatkan bahwa seluruh pihak yang disorot tetap berada pada posisi diduga dan harus diproses dengan asas praduga tak bersalah.
“Kami hanya menuntut kejelasan dan keterbukaan. Pendidikan adalah sektor vital, dan jika benar ada korupsi, berarti ini kejahatan terhadap masa depan anak-anak Sumatera Utara,” pungkas Ilham.(Sigit)



